Pages

Sunday, May 30, 2010

FREEMASONRY



imageFreemasonry secara bahasa terdiri dari dua kata, Free dan Mason. Free artinya merdeka dan mason artinya tukang bangunan. Dengan demikian Freemasonry secara etimologis berarti “tukang-tukang bangunan yang merdeka”.
Secara hakikat, Freemasonry atau Al-Masuniyyah (dalam bahasa Arab) adalah sebuah organisasi Yahudi Internasional bawah tanah yang tidak ada hubungannya dengan tukang-tukang bangunan yang terdapat pada abad pertengahan.
Freemasonry di atas juga tidak ada hubungannya dengan kegiatan pembangunan kapal atau katedral besar seperti yang banyak diduga oleh sebagian orang. Tetapi maksud Freemasonry di sini adalah tidak terikat dengan ikatan pihak manapun kecuali sesama freemason.
Freemasonry berasal dari gerakan rahasia yang dibuat oleh sembilan orang Yahudi di Palestina pada tahun 37 M, yang dimaksudkan sebagai usaha untuk melawan pemeluk Masehi, dengan cara pem bunuhan terhadap orang per-orang.
imageMe nu rut buku Kabut-kabut Freemasonry, salah seorang yang disebut sebagai pendirinya adalah Herodes Agrida I (meninggal 44 M). Ia dibantu oleh dua orang Yahudi, Heram Abioud dan Moab Leomi. Freemasonry selanjutnya menempatkan dirinya sebagai musuh terhadap agama Masehi maupun Islam.
Pada tahun 1717 M gerakan rahasia ini melangsungkan seminar di London di bawah pimpinan Anderson. Ia secara formal menjabat sebagai kepala gereja Protestan, namun pada hakikatnya adalah seorang Yahudi. Dalam seminar inilah gerakan rahasia tersebut memakai nama Freemasonry sebagai nama barunya. Sebagai pendirinya adalah Adam Wishaupt, seorang tokoh Yahudi dari London, yang kemudian mendapatkan dukungan dari Albert Pike, seorang jenderal Amerika (1809-1891).
Organisasi ini sulit dilacak karena struktur nya sangat rahasia, teratur, dan rapi. Tujuan gerakan Freemasonry secara umum adalah:
1. Menghapus semua agama.
2. Menghapus sistem keluarga.
3. Mengkucarkacirkan sistem politik dunia.
4. Selalu bekerja untuk menghancurkan kesejahteraan manusia dan merusak kehidupan politik, ekonomi, dan sosial negara-negara non-Yahudi atau Goyim (sebutan dari bangsa lain di luar Yahudi).
Tujuan akhir dari gerakan Freemason adalah mengembalikan bangunan Haikal Sulaiman yang terletak di Masjid Al-Aqsha, di kota Al-Quds (Yerussalem), mengibarkan bendera Israel, serta mendirikan pemerintahan Zionis Internasional, seperti yang diterapkan dalam Protokol para cendekiawan Zionis.
Buku Protokol ini berisikan langkah-langkah yang telah ditetapkan oleh para hakkom, catatan pembicaraan yang dilakukan di dalam setiap rapat mereka, serta berisikan 24 bagian (ayat) yang mencakup rencana politik, ekonomi, dan keuangan, dengan tujuan menghancurkan setiap bangsa dan pemerintahan non-Yahudi, serta menyiapkan jalan penguasaan bagi orang-orang Yahudi terhadap dunia Internasional.
Dalam gerakannya, Freemasonry menggunakan tangan-tangan cendekiawan dan hartawan Goyim, tetapi di bawah kontrol orang Yahudi pilihan. Hasil dari gerakan ini di antaranya adalah mencetuskan tiga perang dunia, tiga revolusi (Revolusi Perancis, Revolusi Amerika, dan Revolusi Industri di Inggris), melahirkan tiga gerakan utama (Zionisme, Komunisme, dan Nazisme)
Freemansory terbagi ke dalam tiga tingkatan:
(1) Majelis Rendah atau Freemansory Simbolis;
(2) Fremansory Majelis Menengah; dan
(3) Fremansory Majelis Tinggi.
Dalam penerimaan keanggotaan, Freemasonry tidak mempersoal­kan agama calon anggota. Bahkan calon anggota disumpah sesuai dengan agama yang dianutnya. Dalam Freemasonry diadakan model kenaikan pangkat hingg level ke-33 bagi orang-orang Goyim. Orang-orang yang berhasil dijaring kemudian diberikan tugas untuk menyebarkan paham Freemasonry dan bekerja untuk mereali sasikan tujuannya.
Orang-orang tertarik kepada Freemasonry karena mereka menganggap bahwa organi sasi ini bergerak di bidang kemanusiaan. Di balik itu mereka menanamkan doktirn “Pengembangan Agama” atau “Polotisme”, yang mengatakan semua agama itu sama, baik, dan benar. Lebih jauh Freemasonry dengan secara halus membawa anggotanya memahami Atheisme.

Peranan Freemasonry dalam Meruntuhkan Khilafah Turki Utsmani

Dalam usaha menguasai Palestina, selain strategi langsung menemui Sultan Abdul Hamid II, penguasa terakhir Daulah Turki Utsmani yang paling terkemuka. Kaum Yahudi-Zionis juga melancarkan strategi tidak langsung melalui gerakan Freemansory. Gerakan ini memiliki hubungan yang sangat kuat dengan organisasi “Ittihat ve Terrakki” (Al-Ittihad wa At-Tarraqqi; Persatuan dan Kemajuan) yang berkembang sangat pesat di Salonika, Yunani.
Anggota-anggota Komite Persatuan dan Kemajuan, yang dikenal sebagai kelompok Turki Muda (Young Turks), diketahui sangat dekat dengan militer dan banyak anggota-anggotanya yang merupakan orang Yahudi (Jews) dan Cryto Jews Salonika. Untuk menjalankan roda organisasi, mereka mendapatkan dukungan finansial dari orang-orang Dunama, yaitu sekelompok Yahudi yang masuk Islam, namun secara diam-diam tetap mempertahankan keyahudiannya.
Komite Persatuan dan Kemajuan sesuai dengan program utamanya yang dipublikasi kan, berusaha kuat menekan Sultan Abdul Hamid II untuk memberlakukan kembali Konstitusi 1879 yang dirancang oleh Midhat Pasha seorang Dunama anggota Freemasonry. Usaha ini berhasil sehingga Sultan Abdul Hamid II memberlakukan kembali perlembagaan 1879 dan membentuk kembali parlemen yang sudah dibubarkan.
Pemberlakuan kembali perlembagaan 1879 telah menyulut kerusuhan yang terjadi pada tanggal 13 April 1909 yang menunjukkan penolakan masyarakat yang mayoritas Muslim terhadap kekuasaan Komite Persatuan dan Kemajuan sekaligus wujud kebencian terhadap Freemasonry, terutama dari kalangan ulama. Para ulama menilai bahwa perlembagaan 1879 dapat membawa Khilafah Utsmaniyah ke arah sekularisme dan pemberangusan terhadap syariat Islam.
Untuk “memulihkan ketertiban”, para pejabat militer Macedonia mengirimkan pasukan Harekat Ordusu dari Salonika.
Akan tetapi pasukan yang dipimpin oleh Dunama-Freemason bernama Ramzy Bey ini malah berbalik menyerang kedudukan Sultan dan menghancurkan barikade-barikade pertahanan para penentang konstitusi. Akibat peristiwa ini kemudian dipecatnya Sultan Abdul Hamid II dari kedudukannya sebagai Sultan-Khalifah oleh parlemen.
Terhadap peristiwa pemecatan ini, Sultan Abdul Hamid II menuding kelompok Yahudi sebagai pihak yang bertanggung jawab. Hal ini terungkap dalam surat Sultan Abdul Hamid II kepada salah seorang gurunya, Syekh Mahmud Abu Syamad, yang berbunyi:
 “…Saya meninggalkan kekhalifahan bukan karena suatu sebab tertentu, melainkan karena tipu daya dengan berbagai ancaman dari tokoh-tokoh Organisasi Persatuan yang dikenal dengan sebutan Cun Turk (Jeune Turk), sehingga terpaksa saya meninggalkan kekhalifahan itu. Sebelum nya, organisasi ini telah mendesak saya berulang-ulang agar menyetujui dibentuknya sebuah negeri nasional bagi bangsa Yahudi di Palestin. Saya tetap tidak menyetujui permohonan berulang-ulang yang memalukan ini. Akhirnya mereka menjanji kan uang sebesar 150 juta poun­sterling emas. Saya tetap dengan tegas meno lak tawaran itu. Saya menjawab dengan kata-kata,
~ Seandainya kalian membayar dengan seluruh isi bumi ini, aku tidak akan menerima tawaran itu. Tiga puluh tahun lebih aku hidup mengabdi kepada kaum Muslimin dan kepada Islam itu sendiri. Aku tidak akan mencoreng lembaran sejarah Islam yang telah dirintis oleh nenek moyangku, para Sultan dan Khalifah Uthmaniah. Sekali lagi aku tidak akan menerima tawaran kalian ~
Setelah mendengar dan mengetahui sikap dari jawaban saya itu, mereka dengan ke kuatan rahsia yang dimiliki memaksa saya menanggalkan kekhalifahan, dan mengan cam akan mengasingkan saya di Salonika. Maka terpaksa saya menerima keputusan itu daripada menyetujui permintaan mereka.
Saya banyak bersyukur kepada Allah, ka rena saya menolak untuk mencoreng Daulah Utsmaniyah, dan dunia Islam pada umum nya dengan noda abadi yang diakibatkan oleh berdirinya negeri Yahudi di tanah Palestina. Biarlah semua berlalu. Saya tidak bosan-bosan mengulang rasa syukur kepada Allah Ta’ala, yang telah menyelamatkan kita dari aib besar itu. Saya rasa cukup di sini apa yang perlu saya sampaikan dan sudilah anda dan segenap ikhwan menerima
salam hormat saya. Guruku Yang Mulia, mungkin sudah terlalu banyak yang saya sampaikan. Harapan saya, Anda beserta jamaah yang Anda bina bisa memaklumi semua itu.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
22 September 1909
ttd
Pelayan Kaum Muslimin,
Abdul Hamid bin Abdul Majid
(Carr, 1991:21) 
Penurunan Sultan Abdul Hamid II dari kedudukannya sebagai Sultan-Khalifah menandai berkuasanya Komite Persatuan dan Kemajuan secara langsung dalam pemerintahan Uthmaniah. Untuk melempangkan kekuasaan nya, maka kemudian Komite Persatuan dan Kemajuan mengambil garis tegas untuk menjalankan ide Turanisme (Nasionalisme Turki) di berbagai bidang.
Sementara itu, pada tanggal 21 November terjadi perjanjian antara Inggris dan Turki untuk membahas penyelesaian masalah Turki. Dalam kesempatan tersebut Inggris mengaju kan syarat-syarat agar pasukannya dapat ditarik dari wilayah Turki, yang dikenal dengan “Perjanjian Luzon”, yaitu:
1. Turki harus menghapuskan Khilafah Islamiyah serta mengusir khalifahnya dan menyita semua harta kekayaannya.
2. Turki harus berjanji untuk menghalangi setiap gerakan yang membela kekhalifahan.
3. Turki harus memutuskan hubungannya dengan dunia Islam.
4. Turki harus menerapkan hukum sipil sebagai pengganti hukum Daulah Utsmaniyah yang bersumberkan Islam.
Persyaratan tersebut diterima oleh Musthafa Kamal dan perjanjian ditandatangani pada tanggal 24 Juli 1923. Dan akhirnya, setelah melalui perdebatan alot dan tekanan pada tanggal 3 Maret 1924, Majlis Raya Nasional menghapus jabatan Khalifah, dan khalifah waktu itu, Sultan Abdul Majid II diusir ke luar negeri.
Penghapusan khilafah ini kemudian diikuti dengan pemberangusan segala unsur Islam dalam masyarakat. Dari mulai penutupan dan pengalihfungsian masjid-masjid, pelarangan penggunaan bahasa Arab, tulisan Arab dan pakaian Muslim, hingga penghapusan Mah­kamah Syariah dan perubahan penanggalan ke kalender Masehi. Dengan demikian berakhirlah Khilafah Turki Utsmani yang telah dipertahankan selama sekitar 640 tahun.
Prestasi Musthafa Kamal Attaturk, agen Freemasonry dalam menghapuskan Khilfah Turki Utmani tersebut sangat dibanggakan oleh Freemasonry, hingga disebutkan dalam Ensiklopedi Freemasonry:
“Revolusi Turki (yang dimulai) pada tahun 1918 yang diprakarsai oleh saudara yang mulia Mustafa Kamal Attaturk sangat me ngun tungkan rakyat, melenyapkan ke kuasaan Sultan, memberantas Khilafah, menghi­langkan Mahkamah
Syariat, menyingkirkan perananan agama Islam, dan menghapuskan kementerian Wakaf (Agama). Bukankah semua ini meru pakan pembaruan yang dike hen daki Freemasonry dalam setiap bangsa yang sedang bangkit? Siapakah di antara tokoh Freemasonry yang dapat menandingi Attaturk, baik dulu maupun sekarang?” (Al-Kailani, 1992: 190).
Wallahu a’lam.
Sumber: Ar-risalah
1. Dr. Nashir Al-‘Aql, Muqaddimat fil Iftiraq wal Bida’.
2. WAMY, Al-Mausu’ah Al-Muyassarah fi Adyan wal Madzahib Al-Mu’ashirah.
3. Dr. Majid Al-Kailani, Bahaya Zionisme terhadap Dunia Islam.
4. Adelmazeder, Parasit Aqidah.
5. William G. Carr, Yahudi Menggenggam Dunia, Pustaka Al-Kautsar.
6. Irfan S. Awwas dan Drs. Muh. Thalib (Ed.), Doktrin Zionisme dan Ideologi, Wihdah Press.

SEJARAH ISLAM


 Timurlane @ ‘Tamerlane’

TIMURLANE juga disebut sebagai TAMERLANE yang asalnya dari nama Temur yang pincang ( Lame ) Tamerlane, seorang berkeketurunan Genghis Khan, beliau lahir di Samarkand pada 1336. Pada mulanya beliau ini dikatakan sebagai pencuri kecil dan terluka oleh panah ketika mencuri kambing biri-biri. KeCacatannya itulah menjadikan sebahagian daripada nama-Nya: iaitu “Temur yang Pincang ( Lame)”.
Tujuan dari artikel ini tidak lain dan tidak bukan adalah untuk mengungkap kembali sejarah Islam yang silam agar kita mengerti bagi terus mengungkap Konspirasi dunia hari ini agar kita juga punyai asas kesejarahan, jatuh bangunnya Islam dahulu dan kini.Agak penting bagi kita memiliki asas sejarah dan bagi peminat sejarah pula bolehlah memperhatikan bagaimana Islam itu naik dan jatuhnya kerana sebagaimana Islam itu berdiri dahulu dan ianya tetap akan bangun mengikut cara asalnya juga cumanya keadaan zamannya sahaja yang berbeza.
Kembali membahas kehidupannya Timurlane ,di mana ia bangkit dari kedudukan yang rendah hati sebagai penguasa besar kerajaan selain Transoxiana yang menjadi sebahagian daripada Turkistan, Afghanistan, Parsi, Syria, Qurdistan dan sebahagian besar Asia Kecil.( Transoxiana adalah daerah purba Asia Tengah iaitu, secara harfiah, melintasi (trans) Sungai Oxus. Ini adalah bahagian utama dari jalan Sutera. Oxus didasarkan pada nama Greece bagi sungai Amu Darya, sedangkan Transoxiana adalah nama Latin untuk daerah moden sesuai dengan Uzbekistan, Tajikistan dan Kazakhstan barat daya. Transoxiana adalah daerah dengan dua padang pasir, di mana Kara Kum Kum dan Kyzyl, yang terletak di antara sungai-sungai Amu Darya dan Syr Darya. Bahagian dari kawasan itu juga merupakan sebahagian daripada Empayar Parsi di mana ia dikenali sebagai satrapy daripada Sogdiana.)
Dengan mangkatnya Sultan Abu Sa’id boleh dikatakan kembalilah tanah Iran ke dalam kekacauan,sehingga Amir negeri Kashghar dan Badakhshan mulai menakluki ke Tanah Iran. Waktu itu Timurlane menjadi kepala kaumnya di Samarkand.Mulanya dengan sabar dia menunjukkan kesetiaan pada penakluk yang datang ke negerinya, hinggalah dia mendapat kepercayaan dan sampai dia sanggup menunggu kesempatan yang baik untuk mula naik. Akhirnya tercapailah sebahagian besar dari cita-citanya yang tinggi itu. Cita-citanya ialah jika hanya satu tuhan yang berkuasa di langit maka di dunia ini pun hendaknya satu Raja pula yang berkuasa iaitu dirinya sendiri. Kakinya yang pincang tidak menghalangnya buat mencapai maksudnya yang besar itu .
Dengan padamnya cahaya kerajaan Mongol keturunan Genghis Khan itu, dapatlah dia kesempatan buat mengadu untung nasibnya dalam mencapai maksudnya itu. Bintangnya mulai menyinar terang pada tahun 1380 tatkala dia telah menyusun pengikutnya kaum Tartar dalam menakluki negeri. Afghanistan merupakan negeri pertama yang dapat ditaklukinya, Tanah-tanah Iran dan Kurdistan menyusulinya selepas itu. Di tahun 1393 M, ditaklukinya pula kota Baghdad dan dalam masa dua tahun seluruh negeri di pinggir Dajlah dan El-Furat telah jatuh di bawah kekuasaannya. Sesampai di Takrit tanah kelahiran Sultan Salahuddin di suruhnya mendirikan ‘Pyramid’ dari kepala penduduk yang di bunuh. Di tahun 1395 dia menakluki sampai ke tanah Rusia dan lebih setahun dia menduduki Kota Moscow. Tiga tahun kemudian di tahun 1398 beliau mula memasuki India dan menaklukinya sampai ke pusat Pemerintahannya iaitu Delhi. Dia masuk ke Tanah India dengan diikuti 400 000 orang tentera. Satu demi satu negeri di India sebelum masok ke Delhi itu ditaklukinya, di rompaknya penduduknya dan di bunuhnya. Seketika akan masuk ke India itu tenteranya telah menawan tidak kurang dari 100 000 orang. Oleh kerana di pandang tawanan-tawanan itu memberati dan susah utnutk menyediakan makanannya, disuruhnya bunuh kesemuanya ,senang cerita!
Setelah itu dia pulang ke pusat kekuasaannya di Tanah samarkand membawa kekayaan yang berlipat ganda tak terkira nilainya.
Cuma sekali dia berjumpa dengan musuh yang tidak mahu menerima kekejamannya maka dia akan melawan kejam dengan bertambah kejam pula, antaranya Sultan Barquq, salah seorang Sultan Mameluk yang terkenal di Mesir. Utusan-utusan Timur yang datang ke Mesir katanya membawa damai telah dibunuh dan kemudian janggutnya dicukur dan di suruh pulang. Cukur Janggut adalah suatu penghinaan yang paling besar pada masa dahulu.
 

Lalu kampung halaman ku, Samarcanda …
Menjadi terkenal melalui benua terjauh,
Sebab ada istana-istana akan ditempatkan,
Menara yang bersinar di langit akan kecewa,
Dan melemparkan kemasyhuran Ilion’s menara ke neraka.

Sekali lagi Mesir telah dapat bertahan menghadapi gelombang serangan Mong0L. Di tahun 1401M, dia masuk ke tanah Suria sebelah Utara ,dihentam dan didudukinya pula negeri Halap ( Aleppo ).
 Hampir keseluruhan penduduk Muslim yang dikatakan sebagai munafik di negeri itu di Bunuh dan kepalanya disusun menjadi “bukit-bukit” dan dikatakan luasnya satu bukit berkepala itu seluas 20 hasta bujur sangkar dan tingginya 10 hasta ( sehasta bersamaan dengan lebih kurang sejengkal ) , tidak kurang daripada 20 000 biji kepala. Rumah-rumah banyak dihancurkan demikian juga masjid dan madrasah-madrasah pusaka Kerajaan Nuruddin Zanki dan Salahuddin. Kemudian dia berangkat ke Damaskus melalui Homat dan Homs dan Ba’albaka, kesemuanya tidak ada yang dapat bertahan. Pertahanan Sultan Faraj, iaitu Sultan Mameluk Mesir yang menguasai Damaskus tidak berhasil, meskipun dengan gigih bentengnya telah dipertahankan sebulan lamanya. Setelah dapat menduduki Damaskus ,Timurlane memeirntahkan tenteranya menakluki dan merompak kemudian disuruhnya bakar sehingga musnahlah Masjid Umayyah yang bersejarah itu. Kemudian itu dipaksanya ulama-ulama yang masih tinggal mengeluarkan fatwa menghalalkan tentang perbuatannya di Damaskus itu. Dikatakan pada masa itu yang beliau ini adalah cambuk azab siksa Tuhan kepada penduduk yang telah lupa kepada Tuhan. Dan bilamana telah selesai fatwa itu dikeluarkan ,ulama-ulama dan ahli pertukangan dan ahli seni yang masih tinggal diangkutnya terus ke Samarkand dengan niat hendak memindahkan keindahan Kebudayaan di sana ke pusat negerinya.
Setelah itu dengan segera dia pun berangakat ke Baghdad hendak menghukum penduduknya yang telah membunuh beberapa orang pesuruhnya kerana tidak dapat menahan hati melihat kezaliman mereka. Sampai di baghdad dilakukannyalah pula kekejaman sebagai yang dilakukan di tempat lain ;bunuh penduduk dan susun kepalanya menjadi ‘bukit-bukit’. Dalam Kota Baghdad didirikanlan 120 buah bukit-kepala itu. Demikian juga yang pernah dilakukan di Isfahan, dengan membunuh habis penduduk dan menyusun kepala mereka menjadi bukit-bukau.
Di tahun 1402 M, dimulainyalah menyerang Asia Kecil dengan maksud menghancurkan Kerajaan Turki Osmaniah. Pada 21 Julai 1402 M. bertemulah tenteranya dengan tentera Sultan Bayazid di Angkara. Terjadilah pertempuran hebat ,besar dan dahsyat sekali. Bayazid tidak dapat bertahan sehinggalah beliau tertawan . Kota Brossa di Azmir, pusat kerajaan Osmani ketika itu dapat pula di duduki. Bayazid sendiri dalam perjalanan itu kalau siang hari diikat dengan rantai dan kalau malam hari dimasukkan ke dalam kandang besi, sampai meninggal dalam perjalanan.
Setelah selesai menaklukkan musuh-musuhnya ,baik di Turki atau di Damaskus dan di India, belumlah puas hatinya sebelum dia dapat pula menaklukkan negeri yang besar ,iaitu Tiongkok. Sebab Tiongkok adalah negeri kedudukkan Maharaja-Maharaja yang berdarah Mongol, seketurunan dengannya. Maka disusunnyalah satu tentera yang besar pula. Bahaya Mongol yang seketurunan itu sudah lama di rasai oelh Maharaja-maharaja Tiongkok sehingga baginda perintahkan membuat dinding Tiongkok yang terkenal hingga ke hari ini. Tetapi di dalam perjalanan hendak menuju Tiongkok itu, Timurlane mati di tengah jalan, dalam usia 71 tahun. Jenazahnya diangkat kembali ke Samarkand dan di sana terdapatlah kubur manusia yang dahsyat dan menakutkan itu sehingga sekarang ini.
Yang ajaib sekali apabila dipelajari jiwa Timurlane atau Temurlane ini ialah bahawa dalam kekejaman dan kebengisannya itu, dia adalah seorang yang sangat soleh! Dia penganut mazhab Syiah dan setia mempertahankannya. Lagi pula dia menyukai Tasauf Tariqat Naqshabandiyah.

Keturunan-keturnan Timurlane
Setelah dia merasa ajalnya akan sampai diwasiatkannya orang yang akanmenggantikannya ialah Puteranya yang bernama Pir Muhammad Jahangir yang ketika itu menjadi Gabenor di Kandahar. Tetapi belum pun sempat Pir Muhammad sampai ke Samarkand hendak menjawat pangkatnya yang mulia itu, saudaranya Khalil Mirza telah dapat merebut kekuasaan dan di suruhnya racun saudaranya yang berhak itu sehingga mati.
Tetapi Khalil Mirza tidak dapat mengendalikan pemerintahan dengan baik kerana tidak mempunyai penuh kewibawaan. Umurnya telah dihabiskan dalam bersenang-senang dan berfoya-foya menghabiskan dan memusnahkan harta benda peninggalan ayahnya yang besar itu pemikat hati seorang Puteri kekasihnya. Melihat perangainya yang demikian ,tampillah ke muka saudaranya yang lain bernama Shah Rukh. Dirampasnya kekuasaan dari abangnya Khalil Mirza dan abangnya itu ditawan pula. Setelah diajar di dalam penjara beberapa lamanya , dilepaskannya dan diberi jawatan wali negeri di Khorasan, Tetapi tidak lama sesampai di sana dia pun menemui ajalnya.
Setelah Shah Rukh memerintah ( 1404 - 1447 ) dicubanyalah menyusun dan mengatur negara besar yang diwariskan oleh ayahnya itu dan tidaklah lagi dia hendak menakluki dan menjajah negeri sebagaimana bapanya. Hanya diperintahkannya kepada wali-wali di negeri yang luas itu supaya setia mengaku dan takluk kepadanya.Maka adalah raja-raja negeri itu yang patuh menurut kehendaknya dan ada juga yang melawan. Dan yang melawan itu ialah Barsebai, RAja Mameluk di Mesir.
Shah Rukh menyatakan niat-nazarnya hendak memberi pakaian ( Kiswah ) Kaabah. Tetapi Barsebai Sultan Mesir tidak mahu melepaskan haknya memberi pakaian itu sebab memberi pakaian Kaabah sudah menjadi tradisi sejak ratusan tahun adalah hak kerajaan Mesir. ( sampai sekarang ini pun hak itu masih dipegang oleh kerajaan Mesir )
Setelah maksudnya itu dikhabarkan kepada raja Mesir maka Raja Mesir menjawab ; supaya niat dan nazarnya itu sampai, buatlah kiswah itu lalu jual dan hasilnya kirimkan kepada fakir-miskin di Mekah. lalu Shah Rukh mengirim utusan yang lain ke Mesir, sambil membawa pakaian persalinan kebesaran , sebagai pakaian rasmi yang biasa diberikan kepada Gabenor-Gabenor atau Raja-Raja yang bertakluk kepada Kerajaan Timur. Bukan main murka sultan Mesir menerima pakaian persalinan itu, lalu dirobek-robeknya di hadapan majlis umum dan utusan yang membawa itu disuruh pukul sampai berdarah-darah, ditelanjangi dandiikat kakinya lalu dijulurkan kepalanya ke dalam sumur dalam keadaan cuaca yang sangat dingin ketika itu.
Tentangan yang sperti itu tidaklah dapat dibalas lagi oleh Shah Rukh sebab kekuatan kerajaan Timurlane mulai pecah. Shah Rukh meninggal dalam usia 72 tahun ( 1447 ) ,setelah memerintah selama 38 tahun. Pemerintahannya adil dan sikapnya lemah lembut. Setelah dia wafat naiklah memrintah puteranya Uluq Bey ( 1447 - 1452 M. ). Raja ini lebih terkenal bukanlah kerana kejam pemerintahannya sebagai neneknya, dia masyur adalah kerana alimnya dan hidup sebagai seorang sarjana ilmu pasti. Nasib raja sarjana itu amatlah buruknya kerana belum pun lama beliau memerintah Puteranya sendiri Abdullatif mendurhaka kepadanya. Dibunuhnya ayahnya itu dan dialah yang  menduduki di atas singgahsana. Beberapa hari saja dia berbesar hati atas kemenangannya. Setelah dia duduk di atas kerusi yang disangkanya empuk itu,dia menjadi muram dek kerana setiap malam dia bermimpi kedatangan ayahnya menyesali akan perbuatannya.
Dia merasa seakan-akan dikejar-kejar oleh roh ayahnya sehingga matilah ia.Dengan kematian Abdullatif tidak ada lagi raja yang besar yang dapat menjaga warisan yang luas itu sampailah naik cucu Timurlane yang lain iaitu Abu Sa’id ( 1452 - 1469 M ).
Abu Sa’id ( Yang Empunya Bahagia ) rupanya sudah dua kali dalam sejarah Mongol. Yang pertama keturunan Hulagu dan yang kedua adalah keturunan Timurlane . Di tangan kedua Abu Sa’id inilah habis habis kebahagiaan kerajaan nenek moyangnya . Di zaman Abu Sa’id keturunanTimur ini, pecah belahlah negeri itu. Masing-masing Raja berdiri sendiri dan melepaskan diri dari pengaruh dan perlindungan Kerajaan Timurlane.
Kerajaan Abu Sa’id diperebutkan oleh dua buah persukuan Turki yang baru timbul pula iaitu persukuan Kara-Kiyunli ( Domba Hitam ) dan Aga-Kiyunli ( Domba Putih ).
Di dalam satu pertempuran dio antara Ouzoun Hasan pemimpin yang baru timbul itu,tewaslah Abu Sa’id. Satu demi satu gugurlah kebesaran warisan Timurlane itu dan naiklah pula keindahan Kota Hurat tempat kekuasaan Shaibani Khan pemimpin Turki persukuan Uzbek di sebelah Timur.
Di tahun 1500 M, sisa yang paling akhir daripada keturunan Timurlane iaitu Baber putera Abu Sa’id, dapat diusir dari singgahsananya di Samarkand dan terpaksa pindah ke Hindustan dan di sanalah dia mendirikan Kerajaan Mongol yang gilang gemilang. Adapun di sebelah Barat naik pulalah kerajaan Safawy yang akan mempersatukan Iran kembali dalam mazhab Syiah.

SEJARAH ISLAM - Kerajaan Monggol



Kekuatan Bangsa Mongol
Kerajaaan Mongol didirikan oleh Genghis Khan dengan memakai gelaran “Khaqan”,ertinya Raja dari segala Raja.Dia mempunyai tentera yang tetap tidak kurang daripada 600 000 orang. Dia menjelajahi dan menakluk ke negeri-negeri Islam dan masuk juga ke tanah Rusia bahkan sampai ke Polang dan Tiongkok pun diserangnya juga. Mana-mana negeri yang ditaklukkannya, Masjid-masjid, rumah-rumah yang indah, perpustakaan habis semuanya dibakar.
Genghis Khan lahir dekat tasik Baikal (pada masa sekarang Rusia), pada 1167. Nama asalnya adalah Temojin. Dia adalah putra puak Yesügei, kepala dan pemimpin Mongol, dan cucu yang besar dari Kabul Khan, pemimpin mongol yang kononnya diracuni oleh Puak Tartar.
Lakaran Genghis Khan
Kerajaan Khan pada masa kematiannya diperpanjang di seluruh Asia, dari Lautan Pasifik ke Laut Caspian. Pencerobohan ketenteraan yang sering ditandai dengan pembunuhan besar-besaran apabila mereka menang. Keturunannya memperluaskan kekuasaan empayar dan wilayahnya selama beberapa ratus tahun.
Setelah Genghis khan mati pada usia 73 tahun di bahaginyalah kerajaannya yang besar itu kepada 4 bahagian untuk puteranya yang berempat.
Kekuasaan sebelah Tartar Utara diserahkannya kepada puteranyayang sulung Juji Khan. Tetapi empat bulan setelah ayahnya meninggal dia pula yang meninggal. Dia digantikan oleh puteranya iaitu Batu Khan. Dialah yang menaklukkan Rusia ,Poland ,Bulgaria dan Maghyar ( Eropah Timur ) dan dia bermaksud hendak menaklukkan juga Konstantinopel pusat Kerajaan Byzantium pada masa itu tetapi belum pun sempat untuk menaklukinya beliau pun mati.
Kepada puteranya yang kedua iaitu Okutai Khan,Genghis Khan menyerahkan kekuasaan di Tartar Tengah dan Tiongkok Utara. Okutai inilah yang menyambut gelar bapanya yang besar iaitu “Khaqan”. Dan beliau pulalah yang menurunkan Emperor Kublai Khan yang terkenal dalam sejarah Tiongkok. Sejak itu yang berhak memakai gelar ‘Khaqan’ di antara mereka yang jadi Emperor di Tiongkok.
Putera yang ketiga ialah Toli Khan. kepadanya diserahkan tanah Iran,Khorasan,Kabul ( ibu negeri Afghanistan sekarang ) .Ada pun Toli Khan ini lebih kuat semangat membangun dan memperkuat kerajaan dan kekuasaannya di negeri yang dikuasainya dan tidak begitu suka memperluaskan kerajaannya. Banyak sekali Puteranya dan di antara seorangnya itulah ‘Hulagu Khan’.
Hulagu Khan
Hulagu Khan adalah anak Toli Khan anak kepada Genghis Khan ini mempunyai semangat Penaklukan seperti neneknya juga. Setelah teguh kekuasaannya di Tanah Iran,Khorasan dan Asia Tengah keseluruhannya, belumlah menjadi puas pada dirinya selagi negeri-negeri Islam di bawah kuasa Khalifah di Baghdad dan raja-raja Saljuk dan Raja Khawarizmi itu ditaklukkannya semua.
Perancangannya bermula dengan menyapu bersih pengikut Hasan Ibn Sabah iaitu satu perkumpulan rahsia yang paling berbahaya. Hulagu Khan seorang pemimpin perang yang pintar. Mereka memperdaya dahulu para alim ulama, imam-imam, tokoh-tokoh agama dengan diberi makan daging babi dan anjing. Makanan haram inilah menyebabkan doa-doa para ulama di belakang Khalifah al-Mu’tasim tidak dimakbulkan selama 40 hari 40 malam.
Setelah itu dilanjutkan pula maksudnya yang telah lama iaitu menghancur leburkan Kota Baghdad. Amat mudahlah baginya menaklukkan kota Baghdad yang bersejarah itu, yang mana lima setengah abad lamanya menjadi pusat kebudayaan Islam yang besar. Sebab kejatuhannya adalah kerana perpecahan yang ada sesama mereka. Wazir Besar Kerajaan Bani Abbas ketika itu adalah seorang panganut fahaman syiah, yang lebih suka negeri itu ditaklukkan oleh bangsa Mongol daripada terus-menerus di tangan Khalifah yang bermazhab Ahli-Sunnah dan hanya tinggal nama sahaja, sebab kekuasaan yang sebenarnya adalah di tangan Raja-raja Islam dari luar Baghdad yang kebanyakkan juga Ahli-Sunnah. Maka Hulagu Khan masuk ke dalam Kota Baghdad dengan tidak dihalangi sebab Baghdad dijadikan “Kota Terbuka”, mula-mula ditawannyalah Khalifah Bani Abbas yang terakhir,AL-Mu’tasim bersama putera-puteranya yang berhak menggantikannya.
Setelah beberapa hari kemudian disuruh bunuh kesemuanya. Tiga hari kemudiannya dibebaskanlah tenteranya dan membunuh serta menyapu bersih segala Kota Baghdad laki-laki mahupun perempuan,tua muda,besar dan kecilnya. Sehingga bertimbun-timbunlah mayat. Barang-barang berharga dirampas, rumah-rumah dibakar,demikian juga masjid dan kitab-kitab yang berharga dihanyutkan ke dalam sungai Dajlah sehingga ‘hitamlah’ air sungai itu disebabkan tinta yang cair dari kertas karangan kitab. Hancur musnahlah dasar ilmu pengetahuan yang berjuta bilangannya itu. Paling akhir setelah hatinya puas maka dibunuhnya Wazir Besar Baghdad Al-Alqamy yang terkenal kerana pengkhianatannya itu.
Setelah kota Baghdad tinggal menjadi runtuhan puing dan abu, Hulagu pun keluar dari bekas runtuhan kota itu dan meneruskan penaklukkannya ke seluruh tanah Iraq yang lain. Kemudian diteruskannya pula ke Sham dan di dalam masa setahun saja habislah seluruh Iraq dan Sham di bawah kekuasaannya dan tidak kurang dari 14 juta orang yang mati selama penaklukkannya.
Dari Sham bangsa Mongol hendak meneruskan penaklukkan yang dahsyat itu ke negeri Mesir pula. Ketika itu Mesir di bawah kekuasaan kaum Mamalik ( Mameluk ) yang mewarisi Kerajaan keturunan Salahuddin ,pahlawan perang Salib yang terkenal itu. Raja Mesir ketika itu ialah Saifuddin Qataz. Dialah lagi yang tinggal seorang Raja Islam yang tidak patah semangat menghadapi bahaya Mongol dan Tartar itu. Maka datanglah tentera Mongol tetapi mereka beruntung kerana yang datang ketika memimpin tentera Mongol bukanlah Hulagu tetapi wakilnya. Di satu tempat yang bernama ‘Ain Jalut’ , sempadan negeri Sham dan Mesir dapatlah Mesir menyekat kemaraan balatenteranya yang bersemangat itu hingga tertahannya dan tidak dapat meluaskan kekuasaanya ke Mesir. Hampir saja lumpuh tentera Hulagu Khan di ‘Ain Jalut’ sehinggakan mereka mundur kembali ke pusat kekuasaannya di Azerbaijan. di sanalah Hulagu Khan mendirikan sebuah kota yang indah dan dibinanya atas hasil rampasan yang bertimbun dan melimpah ruah itu dan diberi nama Kota Maraghah. Di sanalah Raja gagah perkasa itu menghembus nafasnya yang terakhir.

Quran peninggalan di zaman kerajaan Hulagu Khan
Abaqa Khan
IAnya seperti juga nenek dan bapanya. Abaqa Khan yang menggantikan bapanya iaitu Hulagu Khan menjadi Raja dan belumlah memeluk Agama yang bertuhankan yang Maha Esa. Pada waktu itu pendita-pendita Kristian Romawi Timur ( Konstantinopel ) berusaha menyebarkan Agama Kristian ke negeri-negeri Iran,apatah lagi pada masa itu Perang Salib maseh belum berhenti dan angkatan demi angkatan yang datang.
Memang sudah dijangka pada ketika itu maksud kaum Kristian. Sekiranya kaum Mongol pada ketika itu masuk Kristian maka bertambahlah kekuatan mereka dalam menghancurkan Islam.
Abaqa cuba untuk mendekati Kristian dan membiarkan penyebaran agama itu di Iran, wilayah kekuasaannnya. Untuk merapatkan hubungan itu dipinangnya Puteri Maharaja Mukhail Pilologus, Maharaja Byzantium. Pinangannya dikabulkan ,kerana pihak Nasrani mengharap dia akan memeluk agama Kristian tetapi sampai wafatnya Raja Mongol itu tidaklah memeluk agama yang tetap. Sebab melihat kegiatan kaum Kristian mendekati raja itu, orang-orang besar dan ulama serta cerdik pandai dan pujangga-pujangga Islam di Iran berlumba pula mendekati Istana. Wazir besarnya ialah seorang sarjana dan Alim akan hal Islam bernama Sheikh Shamsuddin. Sehingga semakin lama ia semakin tertariklah hatinya kepada ilmu pengetahuan dan kebudayaan Kaum Muslimin. Di zamannya inilah hidup penyair Tasauf yang besar iaitu Maulana Jalaluddin Rumi, pengarang Mastnawi yang juga terkenal dengan sebutan Ash-shaer-Ur-Ruhi ( penyair Kerohanian ) , demikian juga Penyair Sheikh Sadly. Sadly pernah mengarang syair ratapan yang sangat mengharukan atas kejatuhan Islam sebab serangan Bangsa Mongol itu.
Sehinggalah kepada kematiannya Abaqa Khan masih belum menyatakan agama apa yang diautinya.
Nikodar Khan
Setelah Abaqa Khan mangkat, bermesyuaratlah orang-orang besar Kerajaan mencari akan gantinya di antara putera-putera yang banyak. Maka jatuhlah pilihan kepada Nikodar Khan , adik dari Abaqa Khan kerana di antara puteranya sendiri tidak ada yang layak menjadi raja.
Di waktu kecilnya Nikodar Khan  ini telah diBaptiskan di dalam Gereja Orthodok dan memakai nama Nicolas. Tetaoi setelah dia naik takhta kerajaan dipertimbangkannyalah mana yang baik dan sesuai dengan jiwanya di antara kedua agama. Kristian atau Islam dan mana pula yang akan sesuai dengan politik pemerintahannya. Dilihatnya pula bahawa golongan rakyatnya yang terbesar adalah Umat Islam. Meskipun telah sedemikian teguh kekuasaannya namun dia melihat bahawa seluruh rakyat belum lagi puas dan maseh memandangnya sebagai “orang pendatang” dalam negeri Iran. Akhirnya jatuhlah pilihannya kepada Islam dan dirasmikannyalah bahawa dia seorang Muslim dan ditukarnya namanya menjadi “Ahmad Khan” dan dipakainya gelaran “Sultan”.
Kecintaannya kepada agama yang dipeluknya itu amat dikenali dan bercampur pula dengan fanatik. Dikeluarkan aturan melarang penyiaran agama Nasrani dalam wilayah kekuasaannya bahkan pendita-pendita Nasrani disuruh berangkat meninggalkan Iran.
Sikap Sultan Ahmad Khan yang demikian itu tidaklah diterima dengan senang hati oleh amir-amir ( ketua ) bangsa Mongol sebab meskipun mereka memeluk Kristian dan ada pula yang telah memeluk agama Islam namun perhubunganmereka dengan kaum Kristian selama ini amat baik dan tekanan-tekanan yang ditimpakan kepada orang Kristian itu pada pandangan mereka memundurkan kerajaan. Tetapi oleh kerana di Iran tidak ada lagi Raja yang lebih besar daripadanya maka bersama-sama dengan pendita Kristian dan utusan Maharaja dari Rom mereka meminta keputusan Hakim mereka yang tertinggi menurut adat-istiadat bangsa Mongol iaitu “Khaqan” keturunan Okutai Khan putera kedua Genghis Khan yang memerintah Tiongkok. Maharaja Tiongkok katika itu ialah KUblai Khan. Pengaruh Agama Islam telah sangat mendalam pada diri Ahmad Khan ( Nikodar ) sebagai orang Islam dan dia tidak mahu lagi meminta hukum tertinggi kepada Maharaja Kublai Khan. Oleh sebab itu sebelum maksud orang-orang itu tercapai, mereka telah ditangkapnya. Di antaranya ialah saudara anak saudaranya yang bernama Aragon Khan. Saudaranya itu dibunuhnya. Tetapi Aragon Khan yang menang dan Ahmad Khan tertawan dan dibunuhnya.
Aragon Khan
Raja ini pun telah memeluk Agama Islam sebagai yang digantikannya tetapi tidak mengikut sepertimana Ahmd Khan. Mula-mulanya diangkatnya kembali Wazir Shamsuddin yang menjadi wazir di zaman Abaqa dahulu. Kemudian difitnahkan orang wazir itu, dikatakan bahawa dialah yang meracun bapa saudaranya Abaqa. Lantaran itu wazir itu dibunuhnya dan digantinya dengan wazir lain.Setelah wazir pengganti ini memegang pemerintahan, dilihatnya wazir ini hendak melanjutkan siasatan ke atas Ahmad Khan pula, maka dibunuhnya pula dan digantikannya dengan seorang Yahudi bernama Sad ud-Daulah. Sebagaimana kebiasaan orang yahudi, wazir ini amat pintar mengumpulkan wang dan manis pula mulutnya berkata-kata dan pandai menarik hati tetapi sangat berdendam kepada orang Islam. Orang Kristian dipujuknya dan ditolongnya mendirikan gereja-gereja sedang masjid-masjid orang Islam disuruhnya runtuh. Rakyat dihalangnya agar tidak sampai mendekati Istana dan berhubungan dengan Raja. Kemudian itu diteruskannya juga menyiasat dan dibuatnya hubungan dengan Paus Nicolas IV di Rom supaya segera memperbesarkan penyebaran Kristian di Tanah Iran.
   Bukan main cemasnya kaum Muslimin di Iran ketika itu. Dan mereka telah bersedia hendak menghadapai sebarang kemungkinan tetapi kemudian datanglah pertolongan Tuhan yang tidak di duga. Raja Aragon Khan sendiri ditimpa sakit yang membawa kepada kematian. Maka setelah jelas kebenaran berita itu sebelum orang besar-besar Mongol memilih siapa akan gantinya, penduduk dengan cepat mengambil keputusan sendiri iaitu dengan segera mengepung rumah wazir besar Sad ud-Daulah lalu tiada maaf bagimu lagi dan beliau dibunuh.
Kaikha Khan
Setelah itu dipilih oranglah akan gantinya Aragon Khan itu dan saudaranya yang bernama Kaikha Khan bekas wali di negeri Anatolia.
    Meskipun siasatan hendak menghancurkan Islam telah berhenti dengan pengangkatan baginda ,namun kenaikannya pula tidak memberi harapan baru. Sebab Raja ini adalah seorang yang sangat pemalas dan tidak memperhatikan keadaan kerajaannya malah memperturutkan hawa nafsunya sahaja dengan meminum arak sepuas-puasnya. Sehinggakan dikirimnya pegawai-pegawai istana untuk menculik anak-anak gadis orang,hinggalah orang tidak merasai aman dan belanja Istana menjadi besar. Akhirnya Raja itu mendapat akal buat mengumpul harta benda yang ada di tangan penduduk dengan ditukarnya wang emas dengan wang kertas, iaitu menurut peraturan yang telah berlaku terlebih dahulu di Tiongkok.. Wang kertas itu diberi ukiran yang indah dan di sebelahnya dituliskan dengan huruf Arab-Parsia dari huruf “Kanji-Tiongkok” kalimat puji-pujian kepada Maharaja Tiongkok ( Khaqan ) dan di sebelahnya lagi dihiasi dengan dua kalimat Shahadat “La ilahaillal-Lah Muhammadur Rasulul-Lah” , lalu dipaksakan kepada orang ramai memakainya.
   Lantaran itu maka Iranlah kerajaan yang mula-mula memakai wang kertas sesudah Tiongkok dan beratus tahub selepas itu barulah digunakan di Eropah.
Kezaliman Sultan tidaklah sederita rakyat sehingga di satu masa bangkit seorang Amir lain memberontak dan segera mendapat sokongan rakyat yang kuat. Amir itu adalah Baidu Khan cucu kepada Hulagu Khan .Maksudnya berhasil merebut kerajaan dan Kaikha Khan dapat ditwan dan dibunuh. tetapi Baidu Khan hanya beberapa bulan saja memerintah diberontaki pula oleh Ghazan Khan putera Aragon.
Ghazan Khan
 Raja ini telah memeluk Agama Islam bersama-sama dengan 100 000 orang tenteranya tetapi beliau berpendirian agama lain dan mengikut cara pemerintahan lain pula. Sebab beberapa negeri Islam sendiri telah diserangnya dan dia banyak memberikan pertolongan kepada orang Kristian.
Dan di akhir-akhir hayatnya dia kembali menjadi seorang Islam yang fanatik sekali. Dibatalkannya hubungan “adat-istiadat” yang mengakui pertuanan Maharaja Tiongkok dan disuruhnya perbaiki bentuk wang dinar kerajaan yang di sana dilukiskan gambar beliau. Beliau berpendapat bahawa melukiskan gambar raja pada wang dinar adalah haram dan perbuatan orang kafir. Dengan pembatalan hubungan dengan Maharaja Tiongkok itu, bangsa Tartar menyerang negeri Iran tetapi dengan kebijaksanaan wazirnya yang bernama Nuruz Khan maka dapatlah serangan itu ditangkis. Dalam pada itu ada juga kecewe di hati beliau apabila di dengarnya bahawa penyerangan tenteranya di negeri Sham tidak berhasil sehingga membawa kepada wafatnya beliau.
Khuda Bandah Khan
Ghazan Khan termahsyur sebagai Raja Monggol Islam di Iran yang agak ganjil tabiatnya. Dia seorang yang taat sekali memegang agama dan mengajak tenteranya memeluk Islam yang berjumlah 100 000 orang banyaknya. Tetapi orang Kristian ditolongnya dan beberapa negara Islam diperanginya. Baginda membela mazhab syiah dengan baik sekali. Dirasmikan dasar mazhab syiah itu dalam kerajaan dan baginda menyuruh memuji nama Imam Syiah yang 12 orang . Gerakan perluasan tidak banyak terjadi di zaman Khudha Khan.
Abu Sa’id
Setelah Khudha Khan wafat dinaikkan orang menjadi raja puteranya yang masih belum dewasa bernama Abu Sa’id. Ketika beliau menaiki takhta kerajaan usianya baru 12 tahun. Sebab itu kerajaan dikendalikan oleh wazir besarnya iaitu Chupan. Pengaruh wazir ini bertambah besar setelah dia kahwin dengan saudara perempuan Sultan. Putera wazir itu bernama Timur Tash memberontak di negeri Sham sehingga wazir terpaksa memerangi puteranya sendiri. Oleh kerana kekuatan tidak seimbang ,si anak ini terpaksa mengaku kalah dan menyerah kepada bapanya sendiri. Putera ini di bawa mengadap Raja dan Sultan Abu Sa’id memberinya ampun.
Maka tersedialah hubungan baik di antara Raja dan Wazirnya selagi raja tidak membuat kesalahan yang besar. Diketahuinya bahawa wazirnya mempunyai seorang puteri yang cantik jelita lalu di pinangnya. Padahal Puteri itu telah bertunang dengan seorang Amir yang juga menjadi pahlawan Mongol dan juga telah lama memeluk Islam  iaitu Amir Husin. Sultan Abu Sa’id tidak mengerti akan keberatan wazirnya dan dia mendesak juga supaya puteri diserahkan kepadanya dan wazir besar terasa terhina dan merasa pantang baginya memungkiri janjinya dengan amir Husin. Sebab itu dia pun memberontak pula dibantu oleh Amir Husin.
Kemudian terjadilah kembali perang di antara Raja dan Wazirnya dan kekuatan tidak pula seimbang,wazir tidak pula mahu menyerah sehingga akhirnya tewaslah wazir di dalam perang tetapi hatinya puas kerana teguh memegang janjinya. Ada pun Amir Husin setelah dilihatnya bakal pak mentuanya telah mati dia pun datang menyerah diri dan dibawanya tunangannya itu dan diserahkan kepada Sultan Abu Sa’id lalu berhentilah perang. Setelah puteri itu menjadi isteri Sultan ,Sultan sangatlah menjaga hati isteri yang di sayanginya itu dan segala permintaannya dikabulkan, hinggalah seluruh keluarga bapanya tidaklah dimusnahkan kerana pandainya pujuk rayu sang isteri kepada Sultan.
   Tetapi tidaklah lama Sultan bersenang diam bersama isterinya setelah pemberontakan wazir itu. Kerana selepas itu beberapa bulan kemudian terjadi pula pemberontakan di Shirwan. Baginda sendiri yang pergi ke sana memimpin tenteranya. Tetapi sayang ,di tengah perjalanan baginda jatuh sakit yang membawa kepada ajalnya. Maka jenazah baginda diangkat oranglah dari tengah jalan menuju peperangan itu kembali ke Sultannniyah pusat Kerajaan Mongol-Parsi di waktu itu. Dikuburkan di perkuburan nenek moyangnya Raja-raja Mongol-Islam. Dengan mangkatnya beliau tidaklah ada penggantinya lagi sehingga terputuslah kerajaan keturunan Hulagu Khan itu yang dari nenek moyangnya menjadi musuh Islam nombor satu maka sampailah kepada cucu Hulagu Khan yang bernama Nikodar telah memeluk agama Islam dan menjadi pembela Islam yang taat dan membina sejarah yang gilang gemilang dan di sambung pula oleh Ghazan Khan.
Sebelum Ibnu Batutah berangkat menjadi utusan Sultan Delhi ke Tiongkok dan singgah sebentar di Samudera Pasai sempatlah ibnu Batutah berjumpa dengan Sultan Abu Sa’id.Sultan Mongol Islam yang akhir itu iaitu di akhir abad ke13M.
Dan dengan mangkatnya Sultan Abu Sa’id,kembalilah negeri Iran terpecah belah,masing-masing Amir hendak berdiri sendiri sehinggalah datang seorang pahlawan Mongol-Islam yang lain yang mana namanya akan tersebut pula di mana-mana sebagai Raja Besar yang gagah perkasa dan kejam bengis iaitu ‘Timurlane’ dan penulis Eropah juga menulisnya sebagai ‘Tamerlane’.
InsyaALLAH sendainya ada ruang dan peluang akan di sambungkan lagi sejarah bangsa Mongol ini.Bangsa yang asalnya begitu kejam sehinggakan dikatakan setiap kali penyerangan bangsa Mongol ini,akan dikumpulkan bangkai manusia yang dihimpunkan menjadi bukit-bukit bangkai manusia.Begitulah kekejaman di zaman pemerintahan bangsa Mongol ini sehinggalah apabila Islam telah meresap ke dalam jiwa mereka dan mereka meninggalkan sejarah yang gemilang bagi umat Islam….

Sejarah - Perang Salib yang seterusnya…



Kekalahan pasukan Arab lebih sering karena mereka terpancing melakukan serangan terbuka melawan Tentera berkuda berat Eropah. Dimana disiplin serta pengalaman tempur sukarelawan Jihad kalah jauh dari kesatuan tempur veteran Eropah khususnya order ketenteraan seperti Templar, Hospitallers dan Teutonic Knight.
Penyebab atau latar belakang paling utama dari dicetuskannya perang salib oleh paus Urbanus II adalah adanya permintaan kerajaan Romawi timur (Bizantium) untuk membantu mereka mengatasi serangan dari dinasti Turki Seljuk dan ini menguatkan lagi Doktrin bahwa salah satu syarat agar Jesus Crist kembali ke dunia adalah kembali berdirinya Negara Israel. Jesus Crist  ?
Keadilan dan kebesaran jiwa Salahuddin menghadapi musuhnya yang dikalahkan itu,yang jauh berbeza dengan perbuatan orang-orang Kristian ketika menaklukkan Baitul Maqdis dahulu itu, ini di akui juga oleh orang-orang ahli sejarah Eropah sendiri.Tentang kaum Salib, Goustaf Le Bon, ahli sejarah Eropah yang terkenal itu berkata : ” Kalau kita lihat hasil perang Salib itu, amatlah ruginya, kalau kita lihat pula korban yang diberikan Eropah, baik korban jiwa atau pun korban harta selama dua abad. Dan kaum Muslimin masih tetap menguasai negeri-negeri itu, yang bertahun-tahun orang Kristian hendak merampasnya. “
Lemah kekuatan kaum Salib ,hanya tinggal beberapa kota saja lagi yang dapat dikuasainya iaitu Tur dan Tripoli. 87 tahun lamanya kota suci Baitul Maqdis di bawah Kaum Salib,iaitu sejak tahun 1100M. ketika Godfrey diangkat menjadi Rajanya sampai tahun 1187M ketika raja yang menggantikannya tertawan.
Kerana jatuhnya kembali Jerusalam ke tangan Kerajaan Islam, pada hal inilah tumpuan saranan sejak zaman Peters amiens ( Peter the Hermit ) dan Paus Urbanus II, sangatlah goncang hati Raja-raja Eropah yang ketika itu kekuasaaan raja-rajanya sudah lebih teguh daripada 100 tahun dahulu,sebab kekuasaan Baron-baron dan Duke telah berkurang.

Perang Salib III
Crac des Chevaliers - Syria
Pada Perang Salib I Paus yg menjadi penggerak utama sekaligus dijadikan lambang dalam perang itu sedangkan pada perang Salib III penggerak utamanya adalah kaum politik dari kalangan raja-raja Eropah Barat. Pada Perang Salib III banyak orang Eropah yangg turut berperang agar terbebas dari kewajipan membayar pajak. Pada Perang Salib II Louis VII bahkan membebankan pajak 10% kepada pemilik kendaraan yg tidak turut berperang. Demikian pula Philip Augustus dan Richard the Lion’s Heart ia membebankan pajak-yang disebut “Dana Cukai Shalahuddin”-kepada ahli agama dan masarakat umum. Paus pun giat mengumpulkan “Dana Perang Salib” sambil mengeluarkan fatwa bahwa orang yg tidak mampu berperang harus memberikan dana dan akan diampuni segala dosanya sebagaimana orang yang turut berperang. Kepada tiap penderma diberikan “Sijil Pengampunan”. Akhirnya gereja menjadi sumber dana yg penting.
Maka bangkitlah kembali Eropah Barat untuk ‘ Perang Salib III ‘ .Angkatan perang ketiga ini pun lebih sempurna pula dari yang kedua,kerana ianya tidak semata-mata hanya di dorong oleh semangat saja lagi.Pemimpinnya adalah tiga orang Raja Besar iaituKAISAR FREDERIK BARBAROSA dari Jerman ,PHILIP AUGUSTUS Raja Perancis dan RICHARD LION HEART ( hati singa ), Raja Inggeris.
Yang memulai bergerak pergi berperang ialah Kaisar Jerman Barbarosa. Dikumpulkannya tentera bangsa Jerman di Ratisban tahun 1189M dan beliau ambil jalan darat menuju Asia Kecil melalui Gunung Tourus ,masuk negeri Armenia di Cilicia tahun 1190M. Di sebuah sungai ketika mereka menyeberang, air sungai terlalu deras dan baginda akhirnya tenggelam di dalam sungai itu. Lantaran bencana itu maka patahlah semangat tenteranya dan sebahagian besar tenteranya pulang kembali ke Jerman dan sebahagian lagi meneruskan perjalanan di bawah pimpinan putera baginda. Malangnya putera baginda pula yang mangkat di perjalanan hinggakan yang tinggal sedikit sahaja sisa tentera yang dapat melanjutkan perjalanan ke Aka ( Acre ).
Adapun Raja Philip Augustus dan Richard , bertemu keduanya di Marseille ,diiringkan oleh orang-orang besar dan tentera masing-masing di tahun 1190M. Mereka melanjutkan pelayaran ke pulau Sicilia. Setahun lamanya mereka berhenti di sana. Sesudah itu tentera Perancis meneruskan perjalanan ke Aka dan tentera Inggeris dengan Rajanya mengambil Pulau Cyprus kemudian ke palestin dan bertahan di sana untuk membantu Kaum Salib jika minta bantuan dari Sham di bawah pimpinan Guys yg pernah mengadakan perjanjian damai dgn Salahuddin.
Kaum Salib memusatkan serangan ke Aka , kerana itulah kota mereka yang paling akhir dirampas Salahuddin dan di sana pertahanannya yang agak kuat. Maka datanglah kaum Salib dari segala jurusan mengepung Aka. Lantaran mereka dapat menguasai pelabuhan, mudahlah mereka dapat bantuan dari Eropah. Akhirnya di tahun 1191M datanglah kedua Raja itu, Philip dan Richard meneruskan kepungan hingga jatuhlah Aka ke tangan mereka.Tentara Salib melakukan pembunuhan besar-besaran meskipun setelah itu tidak ada lagi serangan dari pihak mereka.
   Maka timbulah perselisihan faham kedua raja itu hinggakan Philip meninggalkan Sham dan kembali ke Perancis. Perang dilanjutkan oleh Richard “Lion Heart” bersama tenteranya menentang Salahuddin.
Riwayat-riwayat Eropah dan Islam banyak menuliskan bagaimana kedua orang perwira ini mengadu ketinggian budi di samping mengadu senjata, ini menunjukkan betapa rupa dan budi seorang pahlawan Islam atau pahlawan Nasrani. Raja Richard pernah mengatakan : “Saya lebih rela Jerusalem dipimpin oleh seorang Muslim yang bijak dan berjiwa ksatria daripada kota suci itu jatuh ketangan para baron Eropah yang hanya mengejar kekayaan pribadi “
Orang Eropah pada awalnya menyebut orang Muslim sebagai Barbarian, tetapi akibat hubungan yang intensif dari perang salib, Lambat laun mereka menyedari bahawa yang barbar sesungguhnya adalah mereka. Jika ditilik dari tingginya peradaban budaya dan ilmu kaum muslimin saat itu. 

Ada sebuah aturan yang tidak pernah dilanggar oleh kedua belah pihak sewaktu perang salib. Yaitu Fakta Nobility atau Hukum Chivalry yang berlaku di abad pertengahan bahwa raja tidak boleh membunuh sesama raja. Khususnya apabila tertawan. Salah satu kod etika knights dan para noble adalah mereka pantang membunuh keluarga atau orang-orang dari keturunan ningrat yang menyerah/tertawan dalam pertempuran. Akan tetapi khusus buat Order keagamaan ketenteraan seperti Knight Templar, Hospitaller dan Teutonic dalam perang Salib, peraturan itu tidak berlaku terhadap para noble/ningrat Muslim. Kecuali dalam keadaan khusus atau mendapat special order dari pemimpin Crusader yang mendapat mandat langsung dari Paus.Dalam tradisi Arab sendiri, seorang raja pantang membunuh sesama raja. Hal itu yang diterapkan Salahuddin ketika dia tidak membunuh Guy of Lusignan, raja kerajaan Latin di Jerusalem ketika berhasil memenangkan pertempuran Hittin
Dalam peperangan di Arsuf, Richard ada beroleh kemenangan menghadapi Salahuddin. Di tahun 1192M, terjadilah perdamaian di antara kedua Raja itu di Ramallah.
Antara isi perjanjian itu :
   1.Baitul Maqdis di bawah perintah kaum Muslimin dengan syarat bahawa kaum Kristian tidak di halangi ziarah ke sana.
   2.Kaum salib melindungi pantai Sham dari Sor ke Yaffa.
   3.Tanda-tanda ugama Kristian yang dirampas kaum Islam dikembalikan semula.
Setelah habis perjanjian itu Richard meninggalkan tanah Islam dan kembali ke negerinya. Tetapi di dalam perjalanan pulang dia ditawan oleh Leopold Duke Austria, diserahkan kepada Kaisar Henry VI. Sesudah membayar wang tebusan barulah beliau dilepaskan.
Setahun selepas itu pada 1193M, Sultan Al-Malik An-Nasir,Salahuddin Yusof ibn Ayyub pula kembali ke Rahmat Allah kerana mengalami sakit di Damaskus.Memang pada malam itu telah nampak tanda-tanda berakhirnya hayat Salahuddin. Syeikh Abu Jaafar telah duduk di tepi katilnya semenjak 3 hari yang lepas membacakan Qur’an. Pada saat itu Salahuddin selalu pingsan dan sadar sebentar. Apabila Syeikh Abu Jaafar membacakan ayat, “Dialah Allah, tiada tuhan melainkan Dia, Yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata” (Al-Hasyr: 22), Salahuddin membuka matanya sambil senyum, mukanya berseri dan dengan nada yang gembira dia berkata, “Memang benar”. Selepas dia mengucapkan kata-kata itu rohnya pun kembali ke rahmatullah. Saat itu adalah sebelum subuh, 27 Safar.
Seterusnya Bahauddin menceritakan Salahuddin tidak meninggalkan harta kecuali satu dinar dan 47 dirham ketika dia wafat. Tiada rumah-rumah, barang-barang, tanah, kebun dan harta-harta lain yang ditinggalkannya. Bahkan harta yang ditinggalkannya tidak cukup untuk upah mengebumikannya. Keluarganya terpaksa meminjam uang untuk menanggung upah pemakaman ini. Bahkan kain kafan pun diberikan oleh seorang menterinya.Beliau meninggalkan wilayah kekuasaan yg cukup luas setelah menyelesaikan pekerjaan besar mengambil kembali Kota suci Baitul Maqdis dan meninggalkan sisa-sisa kaum Salib untuk diselesaikan oleh keturunannya.
Sejak itu habislah harapan kaum Salib hendak mengambil Baitul Maqdis terputuslah tenaga di Aka hingga 100 tahun di belakang. Dengan kepulangan Richard ‘ hati singa  habislhah riwayat “Perang Salib III” tetapi masih dicuba juga untuk menyusun angkatan Perang Salib IV ( 1204 - 1206M ) dan tidak dapat diteruskan hanya terpecah di Konstantinopel.
Perang Salib IV
Antara Perang Salib III dgn Perang Salib IV ada keadaan yang khas yakni gereja berusaha mengembalikan kepemimpinan tetapi Henry VI seorang politikus yang ulung dapat mengganjal usaha ini; perselisihan baru terjadi antara kalangan militer Latin di Syam. Perang Salib IV berlangsung tahun 1204 bukan dikhususkan antara Islam melawan Kristian melainkan antara Takhta Suci Katolik Roma yang merebut Takhta Kristian Ortodoks Romawi Timur di Konstantinopel (sekarang kota ini bernama Istanbul di Turki).
Melihat apa yang terjadi terhadap Byzantium, Di lain pihak, Perang Salib IV dapat disebut sebuah anomali. Kita juga dapat mengambil suatu kompromi atas kedua pendapat di atas, khususnya bahwa Perang Salib adalah cara Katolik Roma utama dalam menyelamatkan Katolikisme, yaitu tujuan yang utama adalah memerangi Islam dan tujuan yang kedua adalah mencuba menyelamatkan ke-Kristian-an, dalam konteks inilah, Perang Salib IV.
Perang Salib IV adalah bencana yang tidak terhindarkan. Perang Salib keempat adalah episod yang hanya menyebabkan kerosakan dalaman dalam Kekristianan. Pada 1198 Paus Innocent III mengajukan Perang Salib keempat. Seperti biasa, Prancis menjawab seruan tersebut. Target baru saat itu adalah Mesir, wilayah yang dulunya Kristian namun sekarang menjadi kekuatan Muslim.
Masalah berubah dari buruk menjadi lebih buruk ketika Alexius, anak dari bekas Kaisar Byzantin Isaac Angelus, meminta bantuan Perajurit Salib untuk mengembalikan tahta ayahnya. Dengan menjanjikan hadiah, Alexius meyakinkan para Perajurit Salib untuk mencoba melakukannya. Surat Paus yang melarang ekspedisi tersebut datang lambat dan Perajurit Salib telah mengambil Konstantinopel, mengembalikan tahta Isaac sebagai Kaisar dan menyatakan anaknya sebagai Kaisar-bersama (Co-emperor).
Pihak Byzantium yang kurang suka terhadap janji Alexius terhadap Perajurit Salib kemudian membunuh Alexius yang kemudian mengakibatkan tentara salib memperoleh alasan untuk pengambil alihan Byzantium dan kekaisarannya. Konstantinopel kemudian jatuh ke tangan mereka pada 13 April 1204 yang membuat dimulainya penjarahan dan pembunuhan. Kemudian Kaisar Latin untuk Konstantinopel diangkat oleh sebuah konsili yang terdiri dari Prajurit Salib dan warga Venesia. Pemerintahan Byzantin kemudian di re-lokasikan ke Nicea dan memerintah hanya sebahagian dari daerah sebelumnya sampai 1261 saat Konstantinopel di taklukkan oleh Michael VIII Paleologous.
Di pihak Islam pun terdapat kelemahan kerana Shalahuddin sebelum wafatnya telah membahagi-bagikan wilayah kekuasaan kepada keturunannya. Damaskus dan bahagian selatan Syria diserahkan kepada Al-Malik al-Afdal. Mesir kepada Al-Malik al-Sahir ; sedangkan saudara Shalahuddin Al-Malik al-’Adil memperoleh Karak Jordan. Jazirah dan Diyar Bakr-nampaknya wilayah terakhir ini kurang penting sehingga kurang menyenangkan Al-’Adil. Keluarga Al-Ayubi lainnya juga mendapat warisan daerah kekuasaan sampai Jazirah Arab dan Yaman. Akhirnya terjadi perselisihan antara putra-putranya dan Al-’Adil diakhiri dgn kemenangan Al-’Adil terhadap saudara-saudaranya itu .
Pada tahun 1212 M, timbul gerakan anak-anak yang amat terpengaruh oleh rasa ugama hendak mengadakan perang Salib pula. Meraka hendak mengambil Baitul Maqdis kembali. Terutama anak-anak di Jerman dan perancis. ” Kepala Perangnya ” telah dipilih. Anak-anak dari jerman dan Perancis di suruh pulang oleh Paus. Tetapi anak-anak dari Perancis terus saja ke pelabuhan ” Marseille “dengan tidak mempedulikan larangan yg diberikan. Maka sampailah kepada pengetahuan para saudagar budak. Setelah dijanjikan bahawa mereka akan dibawa ke Baitul Maqdis,mereka pun disuruh masuk ke kapal dan terus belayar ke negeri jauh itu. Namun gerakan ini tidak pernah sampai ke Tanah Kudus dan kebanyakan anak mati lapar atau atau mati lelah atau dijual orang jahat dari Itali sebagai budak Muslim. Mereka ini dijual sebagai barang jualan kemudian dibeli dan ada juga yang di anak angkatkan serta di islamkan oleh pembeli Islam.
Perang Salib IV Pada masa Paus Innocent III gereja tetap mengobarkan kembali semangat perang Salib. Dalam hal semangat dan kepemimpinan perang ini bercorak Perancis seperti Perang Salib I. Target perang ini diarahkan ke Mesir dengan pertimbangan kekuatan Islam sudah beralih ke Mesir kerana itu Mesir harus dikuasai dulu, penaklukan Mesir akan membawa keuntungan perdagangan utk para pedagang Itali jika terus dapat menguasai Jerusalem. Orang Mesir akan melakukan tindakan pembalasan terhadap para pedagang di Delta Nil Dimyat dan Alexanderia. Ketika tentara Salib di Venice bersiap hendak menuju Mesir tiba-tiba semua pasukan diperintahkan untuk menyerang Konstantinopel pada bulan Julai 1203 dan merebutnya pada bulan April 1204. Setelah itu Baldwin VII diangkat sebagai Emperor Latin I di Konstantinopel. Kekuatan ini berkuasa selama 60 tahun.
 Meskipun begitu gerakan ini menimbulkan simpati yang mengarah ke Perang Salib Kelima.
Perang Salib V
Perang Salib Kelima (1217–1221) merupakan satu cubaan untuk merampas kembali Baitulmuqaddis dan kawasan Tanah Suci selebihnya yang berada di tangan orang Islam dengan langkah pertama menakluki Dinasti Ayyubiah yang kuat di Mesir. 
Sedianya akan dinginlah gerakan perang Salib itu  tetapi lantaran kerajaan yang didirikan Salahuddin itu pecah dan amat besar pertentangan di antara satu raja dengan raja yang lain kerana perebutan kekuasaan dan timbul semangat bangsa Jerman dan Magyar menyusun angkaan Perang Salib V di bawah pimpinanJean De Brienne. Lantaran serangan ini maka rosaklah perjanjian yang telah dibuat, Sultan Al-Malikul Adil pun segeralah membawa tentera Mesir menangkis tentera yang datang dan berlabuh di AKA. Tentera Adil berlabuh di Nablus lalu dituruti terntera Salib. Melihat kekuatan tidak seimbang Al-Adil pun mengambil langkah untuk mundur, Maka tentera Salib pun mulailah mengganas dan menyerang hingga serangan mereka sampai ke batas negeri Sudan.
Para Knights umumnya adalah anak para ningrat yang tidak memiliki hak waris. Di masa itu seperti juga para bangsawan dimana saja, kekayaan dan kekuasaan sang ayah hanya diwarisi oleh putra sulungnya, kecuali tingkat raja atau baron kaya dimana putra ke dua hingga ke 3 masih mungkin mewarisi satu county atau estate dengan kastil kecil. Putra-putra yang tidak atau merasa kurang memiliki kekayaan biasanya sejak remaja mengasah diri dengan ketrampilan perang. Mereka kemudian pada usia tertentu (15-16 tahun ) di asuh menjadi knight oleh raja atau baron tempat dia mengabdi.

Ada pun negeri-negeri Nablus ,Bisan dan yang lain,mereka rosak binasakan,harta benda dirampas,penduduk dibunuh dan perjalanan mereka itu sampai juga mereka ke Sor. Setelah puas,mereka pun kembali ke Aka.500 orang di antara mereka masuk ke Jizan melalui Sida. Rakyat amat murka sekali dan mereka dilawan habis-habisan hinggakan hanya 3 orang sahaja yang terlepas.

 Paus Honorius III telah menyusun pasukan-pasukan tentera salib yang diketuai Leopold VI dari Austria dan Andrew II dari Hungary, dan mengatur satu serbuan terhadap Baitulmuqaddis yang pada kesudahannya berada dalam tangan orang Islam. Kemudian pada tahun 1218, sepasukan tentera Jerman yang diketuai Oliver dari Cologne dan satu ketumbukan tentera campuran yang terdiri daripada askar-askar Belanda, Belanda Belgium dan Belanda Jerman yang diketuai oleh William I, Count Holland tiba. Dalam usaha menyerang Damietta di Mesir, mereka bersekutu dengan Kesultanan Seljuk Rûm di Anatolia yang telah menyerang kerajaan Ayyubiah di Syria dalam satu cubaan untuk membebaskan Tentera Salib daripada pertarungan di dua barisan hadapan.
Selepas menduduki pelabuhan Damietta, Tentera Salib mara ke selatan menuju ke Kaherah pada Julai 1221, tetapi mereka berpatah balik selepas bekalan mereka yang semakin susut memaksa mereka berundur. Satu serangan mengejut pada waktu malam telah mengakibatkan kehilangan sejumlah besar nyawa tentera salib dan akhirnya penyerahan diri tentera-tentera tersebut. Al-Kamil bersetuju untuk mencapai perjanjian damai selama lapan tahun dengan Eropah.
Perang salib VI ( 1228-29M )
Paus Innocent III telah mengizinkan Kaisar Frederick II (1194-1250) untuk menunda penglibatannya di Perang Salib IV supaya dia dapat mengatasi masalah di Jerman. Pewaris Innocent III, Gregory IX, kesal terhadap penundaan terus menerus Frederick ,Paus memperingatkan Frederick untuk memenuhi janjinya. Saat sang Kaisar menunda lagi dengan alasan sakit. Paus langsung meng-ekskomunikasi dia. Saat Frederick akhirnya berangkat, dia berperang dalam keadaan ter-ekskomunikasi.
Teutonic knight
1229M - Ksatria Teutonik tiba di kawasan Baltik untuk membantu dalam menangkis serangan daripada tentera Islam Prussia.
Frederick II dari Hohenstaufen, Raja Baitulmuqaddis melalui perkahwinannya dengan Yolanda, putri John daripada Brienne, raja Baitulmuqaddis. Frederick telah berjanji untuk menyertai dalam Perang Salib Kelima namun gagal untuk melakukannya, sehingga ia berada di bawah banyak tekanan untuk melakukan sesuatu yang substantif kali ini.
Situasi aneh ini mengawali suatu perang salib yang aneh. Sebahagian karena ekskomunikasi dari Frederick sedikit orang yang mendukung dia sehingga dia tidak mampu menggalang kekuatan ketenteraan yang besar. Kaisar Frederick II secara pribadi memimpin perang salib VI. Tapi tanpa pertempuran yang berarti dan berdasarkan pengalaman berdialog dengan Muslim di Pulau Sicilia serta kekuatan ketenteraan yang tidak besar. Ia pun berdialog, berunding lagi dengan Muslim yaitu Sultan Mesir Malik Al Kamil yang juga anak saudara Salahuddin, akhirnya disepakati perjanjian damai.
Frederik II
Baginda adalah seorang Politikus dan diplomat yang cerdik. Beliau tidak memulai perang tetapi di ikatnya perjanjian dengan Sultan AL-Kamil, bahawa buat 10 tahun lamanya ,kota  “Baitul Maqdis ” tempat yang dikatakan pusara Al-Masih, kota Betlehem tempat lahir Al-Masih dan kota Nasirah, tempat mula-mula beliau menyatakan ajaran ,hendaklah diserahkan ke dalam penjagaan tentera mereka. Dengan syarat bahawa tempat-tempat ibadat kaum muslimin tetap di bawah penjagaan Kaum Muslimin sendiri.
Maharaja Frederick II dari Hohenstaufen menandatangani perjanjian dengan Sultan Malik Al-Kamil dari Mesir dan dengan demikian mengambil alih kawalan daripada Baitulmuqaddis. Nazareth, dan Betlehem daripada pasukan muslim. Al-Kamil yang terkesan dengan pengetahuan Frederick Bahasa Arab dan budaya, mengarah ke pertukaran idea dan menghormati yang membolehkan dramatik tak terduga perjanjian damai akan ditandatangani. Sebagai gantinya, Frederick bersetuju untuk menyokong Al-Kamil terhadap anak saudaranya sendiri, al-Nasir. Frederick pada dasarnya telah dipaksa untuk bernegosiasi kerana pada saat ia telah diboikotkan oleh Paus Gregory IX dan sebahagian besar Tentera Salib di kawasannya (contohnya, Patriark Gerald Lausanne, Kesatria Hospitaller, dan Ksatria Templar) hanya gagal mematuhi arahan. Gregory menolak untuk menerima perjanjian itu sebagai sah dan tidak menyokongnya.
Emperor itu amat ingin menguasai Jerusalem, sebab dia telah memakai gelar kehormatan lebih dahulu iaitu “Raja Baitul Maqdis” . Sultan Al-Kamil tidak berkeberatan memberikan 10 tahun, daripada Mesir yang dikuasinya atau yang diperanginya. Sebab letak Baitul Maqdis yang dikelilingi oleh kerajaan-kerajaan Islam tidak juga aman baginya. Apatah lagi dia terikat pula oleh Al-Kamil dengan dua syarat, iaitu :
1. Emperor sedia membantu Mesir jika Mesir diserang dari pihak manapun juga, baik dari tentera Islam yang lain mahupun dari tentera Salib yang lain.
2. Frederik menyanggupi tidak akan memberikan bantuannya kepada tentera Salib yang ada di Selatan Sham, seumpamanya di Trippoli dan Intakiah .
Keinginannya akan kebesaran supaya mendapat gelar ‘Raja Baitul Maqdis ‘yang telah dipakainya lebih dahulu itu menyebabkan keahliannya dalam siasat kali ini kalah oleh Al-Kamil. Tetapi kesalahan-kesalahan terhadap Paus menyebabkan dia tidak mendapat sambutan yang baik dari Kaum salib. Hingga pada suatu masa belum pun puas duduk di Baitul Maqdis dia pun pulang dengan hati yang tidak puas dan memohon keampunan kepada Paus.
Jerusalem tetap dikuasai oleh Muslim tapi Nazareth (kota tempat Nabi Isa dibesarkan) dan Baitullaham (kota kelahiran Nabi Isa AS) diberikan kepada pihak Kristian Eropah. Frederick II yang masih ter-ekskomunikasi, kemudian dimahkotai sebagai Raja Jerusalem di Gereja tempat pemakaman Jesus dalam suatu upacara  yg tiada berhubungan dengan keagamaan (Karena Jerusalem dilarang oleh Gereja untuk melakukan upacara keagamaan akibat status Frederick II yang masih ter-ekskomunikasi). Tahun selanjutnya Frederick II diterima kembali ke Gereja. Namun dia tidak mampu memerintah dengan jayanya Kerajaan Jerusalem dari jauh karena baron lokal menolak untuk bekerja sama dengan wakilnya di Jerusalem.
 Pernah ada kejadian Frederick II memukul pendeta yang masuk ke dalam masjid dan memperingatkan agar jangan melakukan hal itu lagi. Sedangkan al-Malik pernah dinasehati oleh Knight Templar agar membunuh Frederick II pada saat pengawalannya sedang longgar. Mengetahui hal tersebut, al-Malik segera menyuruh Frederick II agar segera pergi dari situ karena keadaannya ‘berbahaya’.
Tahun 1239 dan 1241 ada dua Perang Salib kecil yang dilakukan oleh Thibaud IV dari Champagne dan Roger dari Cornwall. Dua upaya di Syria ini tidak mencapai kejayaan sama sekali.
Setelah Al-Malikul Kamil mangkat ( baginda Putera dari Al-Malikul Adil,saudara Salahuddin ),baginda digantikan pula oleh puteranya Al-Malikul Saleh Najamuddin Ayyub,maka Raja inilah yang mengambil kembali Baitul Maqdis dari Kaum salib,14 tahun kemudian ( 1244 ). Bukan saja Baitul Maqdis, diambilnya juga Asqallan dan Damsyik.
Kembalinya tanah suci itu ke tangan Kaum Islam membangkitkan semangat perang pula di Eropah. Tetapi hanya di Perancis saja. Maka diaturlah angkatan “Perang Salib VII”, di bawah pimpinan Raja Perancis St Luis VII. Raja ini serupa Godfrey pahlawan salib yang mula-mula, saleh dan amat taat beragama. Di pandangnya suatu dosa besar membiarkan Baitul Maqdis kembali ke tangan kaum Muslimin.
Perang Salib VII
Di tahun 1249M, mereka masuk dari Mesir dan Dimiyat.Tentera Mesir bertahan di Manshorah tetapi mereka telah salah sebagai Jean de Brunne dahulu kerana di Dimiyat banyak sungai-sungai kecil. Dari Manshorah askar Mesir mengatur perlawanan hebat.
Sedang amat hebatnya peperangan itu, belum tentu mana yang mungkin menang dan yang akan kalah dan tiba-tiba timbullah satu malapetaka hebat .Kepala perang Islam sendiri Al-Malikus Saleh Najamuddin Ayub mangkat. Sebetulnya sejak dari Sham dia telah sakit tetpai kerana keras hatinya dia datang juga ke Mesir sesudah merebut Baitul Maqdis mempertahankannya dari tentera Salib itu.
Kepala perang mangkat . Apa akan terjadi ? Tentera yang berperang tidak boleh mengetahui akan kejadian itu agar semangat mereka tidak patah. sehingga sampailah datang puteranya yang hendak menggantikannya dari Diyarbekir iaitu Al-Malikul Ashraf Muzafaruddin Musa yang di masyhurkan juga dengan nama Tauran Shah.
Sebelum pengganti raja ini datang , Permaisuri dari raja yang magkat dengan kebijaksanaan yang luar biasa telah memimpin pemerintahan dalam peperangan . Tiga bulan lamanya  ” Shajaratud-Dur ” memrintah, sampai datangRaja Muda itu, Memang Tauran Shah seorang pahlawan perang.
Setelah dia datang barulah dijelaskan kepada orang ramai tentang Kemangkatan Najamuddin .Setelah itu menjadi kepala peranglah Tauran Shah, disusunnya pertahanan. Diperintahkannya memindahkan rangka-rangka kapal dari sebelah selatan Dimiyat dengan unta. Sampai di sana disusunnya rangka-rangka kapal itu. Setelah siap barulah diserangnya kaum Salib dengan tiba-tiba dari laut hingga kucar-kacir dan putuslah segala bantuan.
Kaum Salib mundur ke belakang ,segala yang perlu untuk keuntungan musuh telah mereka bakar selain dari sebuah jambatan di laut kecil tempat mereka menyerang. Mereka terus dikejar oleh tentera Islam. Lantaran itu mereka pun terdesak , perang hebat terjadi , tentera Salib hancur lebur, 30,000 orang yang mati. Raja St Luis VII sendiri seerta orang-orang besarnya turut tertawan. Baginda dilepaskan setelah membayar wang tebusan yang sangat besar. Dengan perasaan amat malu baginda pulanglah ke negerinya.
Mengetahui bagaimana perasaan baginda kerana kekalahan itu maka adiknya mengajak mengadakan ” Perang salib VIII ” dengan melalui Tunis, kehendaknya dari sana terus ke Mesir dan selanjutnya ke Sham ,menebus kekalahan yang memalukan itu. tetapi lebih malang lagi sampai di Tunis binasalah Raja St Luis VII itu di timpa penyakit taun yang sangat hebat ( 1270 ) .
Dengan kebinasaan ini maka habislah mimpi kaum Salib hendak menguasaitanah-tanah Islam itu dan mulailah mereka menghadapkan perhatian mengusir kaum Islam dari Sepanyol. Adapun sisa yang tinggal kian lama kian habis. Kerugian 173 tahun peperangan itu , ( dimulai tahun 1097 ) sangat besar. Tetapi banyak juga pelajaran yang mereka dapat dari tanah-tanah Islam sesudah kembali dari sana, banyak dibawa pendapat baru yang akan membuka mata Eropah Barat untuk zaman baru.

Sisa-sisa kaum Salib yang masih tinggal telah di bawa hanyut banjir sejarah yang amat besar iaitu naiknya bangsa Monggol dan Tartar yang telah memusnahkan Khalifah Bani Abbas di Baghdad di pertengahan abad ke 7, ( 656H = 1258 M )
Maka sengsaralah negeri Sham dari dua bahaya , bahaya Kaum salib yang lama dari Barat dan bahaya Monggol dan Tartar dari Timur .Negeri dihanyutkan ,penduduk dibunuh, peradaban musnah.
Rupanya rasa benci kepada kaum Muslimin itu telah menjadi darah daging pada bangsa Eropah , sampai terjadi pengusiran besar-besaran atas kaum Muslimin di Sepanyol, pertarungan yang tak ada henti-hentinya dengan bangsa Turki, penjajahan yang amat kejam. Di perang dunia pertama , Pelestin dapat dirampas Inggeris. Tidak rupanya Lord Ellenby, kepala angkatan perang Inggeris itu menahan hatinya, hingga keluar dari mulutnya perkataan : ” sekarang berakhirlah perang Salib merebut Palestin. ” Perkataan itu keluar 700 tahun di kemudiannya.
      Dan sehabis perang Dunia kedua,bangsa-bangsa Barat mengakui berdirinya kerajaan Yahudi ( Israel ) di tanah suci itu. Bagaimanakah terjadinya begini ? Apakah yang mereka perolehi dari peperangan Salib ini walaupun dikatakan mereka telah kalah…?
  —————————————————————————-
Antara Politik yang berlaku di atas tujuan peperangan.
1. Respon atas permohonan dari Kekaisaran Byzantium yang beragama Kristian Ortodox Timur untuk melawan perkembangan dari dinasti Turki Saljuk yang beragama Islam ke Anatolia
2. Pecahnya Kekaisaran Carolingian pada akhir Abad Ke-9, dikombinasikan dengan stabilnya perbatasan Eropah sesudah pengkritianan bangsa-bangsa Viking, Slav dan Magyar, telah membuat kelas petarungan bersenjata yang tenaganya digunakan secara salah untuk bertengkar satu sama lain dan memeras penduduk setempat. Gereja berusaha untuk menekan kekerasan yang terjadi melalui gerakan-gerakan Pax Dei dan Treuga Dei. Usaha ini dinilai berhasil, akan tetapi para ksatria yang berpengalaman selalu mencari tempat untuk menyalurkan kekuatan mereka dan kesempatan untuk memperluas daerah kekuasaan pun menjadi semakin tidak menarik. bangsa-bangsa di Eropah Barat tidak terlalu perduli atas dikuasainya Jerusalem – yang berada jauh di Timur – sampai ketika mereka sendiri mulai menghadapi serbuan dari orang-orang Islam dan bangsa-bangsa bukan Kriatian lainnya seperti bangsa Viking dan Magyar. Akan tetapi, kekuatan bersenjata kaum Muslimlah yang berhasil memberikan tekanan yang kuat kepada kekuasaan Kekaisaran Byzantium yang beragama Kristian Orthodox Timur.
3. Ketika Kaisar Alexis dari Konstantinopel meminta bantuan Paus melawan orang-orang Muslim Turki, Urbanus melihat bahwa adanya musuh bersama ini akan membantu mencapai tujuannya.Tidak masalah meskipun Paus telah menghubungi patriark Konstantinopel, serta Katolik dan Kristian Ortodoks Timor tidak lagi merupakan satu gereja. Urbanus mencari jalan untuk menguasai Timur, sementara ia menemukan cara pengalihan bagi para pangeran Barat yang bertengkar terus.
4. Para ahli sejarah percaya bahwa upaya Urban II didorong oleh keinginannya untuk merintangi pencalonan seorang pesaingnya dalam kepausan.
5. Di balik sambutan penuh semangat dari para raja, pangeran, dan bangsawan Eropah atas seruan Paus, tujuan mereka pada dasarnya bersifat keduniaan. Ksatria-ksatria Perancis menginginkan lebih banyak tanah. Pedagang-pedagang Italia berharap untuk mengembangkan perdagangan di pelabuhan-pelabuhan Timur Tengah. Sejumlah besar orang miskin bergabung dengan ekspedisi sekadar untuk melarikan diri dari kerasnya kehidupan sehari-hari. Sepanjang jalan, masa yang serakah ini membantai banyak orang Muslim, dan bahkan Yahudi, dengan harapan untuk menemukan emas dan permata. Pejuang-pejuang salib bahkan membelah perut korban-korban mereka untuk menemukan emas dan batu-batu berharga yang mungkin telah mereka telan sebelum mati. Begitu besarnya keserakahan para pejuang salib akan harta, sehingga tanpa sesal mereka merompak kota Kristian Konstantinopel (Istanbul) pada Perang Salib IV, dan melucuti daun-daun emas dari lukisan-lukisan dinding Kristian di Hagia Sophia.